Powered By Blogger

Selasa, 02 Juli 2013

Belajarlah Dari Seorang Guru



Salam saudaraku. Apa kabarmu hari ini?
Semoga sehat dan bahagia selalu.

"Tenanglah, Aku ini, jangan takut."
Seketika itu juga angin dan danau menjadi tenang.

Semula, angin digambarkan seperti manusia
Angin yang berhembus ternyata bisa bersuara dan ribut.
Gambaran akan alam yang tak bersahabat bahkan ganas.
Menghampiri manusia mengancam keselamatan
Nyawa menjadi taruhan.
Prediksi, kehidupan akan berakhir di sini.

Yang indah dan menarik:
Sang Guru tertidur saat itu.
Angin bersuara ribut, herannya ada yang bisa tertidur pulas.
Aneh tapi nyata.
Sengaja atau apa?

Perbuatan sama dengan kata-kata-Nya:
Tidur= tenang, diam, tidak ribut (Perbuatan)
Tenanglah, Aku ini (Kata-kata)
Kata dan perbuatan, sejajar, sama.

Tenang-diam memang tidak selalu emas.
Tetapi tenang-diam yang sejajar antara kata dan perbuatan
selalu mengandung emas
karena beralas dan berdasar pada kekuatan agung nan dasyat
Sang Sabda, yang lewat Sabda-Nya menenangkan kekuatan alam
Alam menjadi bersahabat, aman dan taat.

Alam koq ribut? Manusia atau....?
Manusia 'ribut,'.....ya seperti itulah.
Terkadang manusia sulit dikendalikan
dalam kata dan perbuatan.
Apalagi tahu dan melihat Guru tidur.
Menggunakan waktu dan kesempatan dalam kesempitan.
Makanya kata dan perbuatan bertentangan.
Hingga pada titik di mana alam pun menjadi ribut
karena perilaku dan ulah yang tak terkendali.
Alam ribut dan marah, situasi tak terduga
di ambang batas kekuatan manusiawi.
Pada titik ini, keributan alam dan manusia berperang
sebagai sesama ciptaan.
Manusia berada di titik kewalahan tanpa dalil
karena berhadapan dengan ancaman keselamatan.

Yang menarik,
Guru selalu hadir di titik sulit.
Guru selalu dibutuhkan di saat tidak berdayanya manusia.
Lalu di saat manusia sedang penuh daya, Guru dikesampingkan.
Ya.....manusia.....ya...ya....

"Tenanglah, AKu ini, jangan takut."
Guru hadir sepanjang segala waktu termasuk waktu sulit.
Ia tertidur bukan karena kelelahan
tapi karena manusia tidak sempat dan tidak punya waktu
untuk berbincang dengan-Nya.
Meski demikian, Dia tahu apa yang harus dilakukan.
'Mengamankan' keributan alam dan kepanikan manusia
lewat kata dan perbuatan yang tidak saling bertentangan.

Guru menjadi andalan di saat-saat tak terkendali.
Guru menjadi pegangan di saat-saat kekacauan mendera.
Guru menjadi harapan di saat-saat sulit
Guru menjadi pendamai di saat-saat kritis
Lewat kata dan perbuatannya yang saling menjawabi.

Semoga kita menjadi murid yang mencontohi Guru
dalam kata dan perbuatan.

Salamku

  Oleh
 Romo

Kristo Ukat


Tidak ada komentar:

Posting Komentar