Powered By Blogger

Minggu, 05 Mei 2013

Laporan Proyek Usaha Mandiri (PUM) tentang Usaha Pembuatan Pupuk Bokashi




USAHA PEMBUATAN BOKASHI

LAPORAN
PROYEK USAHA MANDIRI

Oleh:

APRIANUS HALE
NIM. 102383002


PROGRAM STUDI TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
JURUSAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI
KUPANG
2013





LEMBARAN PENGESAHAN

JUDUL                         : USAHA PEMBUATAN BOKASHI
NAMA                         : APRIANUS HALE
NIM                              : 102383002
JURUSAN                   : TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
PROGRAM STUDI    : TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA


Laporan PUM ini Telah Disetujui dan Disahkan Pada Tanggal Seperti Tertera Di Bawah ini :
Kupang,  .......................................


Mengetahui :                                                   Menyetujui :
Koordinator PUM


Joi Alfreddi Surbakti, SP, M.Si
NIP. 19781016 200812 1 001 
Dosen Pembimbing PUM


Joi Alfreddi Surbakti, SP, M.Si
NIP. 19781016 200812 1 001 


Mengesahkan :
Ketua Jurusan TPH



Ir. ALOYSIUS NGONGO LENDE, M.Si
            NIP. 1964060 2199403 1 002






KATA PENGANTAR


Puji dan syukur penulis haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan bimbingan tangan kasih–Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Proyek Usaha Mandiri dengan judul " Usaha Pembuatan Bokashi ".dengan baik.
Dalam penulisan laporan  proyek usaha mandiri ini banyak arahan dan motivasi yang penulis terima dari berbagai pihak, karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1.    Ir. Aloysius Ng. Lende, M.Si., selaku Ketua Jurusan Tanaman Pangan dan Hortikultura yang telah mengesahkan laporan ini.
2.    Marsema Kaka Mone, SP., M.Sc selaku Ketua Program Studi Tanaman Pangan dan Hortikultura yang selalu mengingatkan dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan laporan PUM ini.
3.    Joy R. Surbhakti, SP., M.Si selaku koordinator PUM dan sekaligus sebagai dosen Pembimbing PUM yang selalu membantu dalam memberikan saran dan juga mengoreksi tulisan laporan PUM ini untuk lebih baik.
4.    Dosen-dosen Jurusan Tanaman Pangan dan Hortikultra yang telah membantu penulis selama menyelesaikan laporan ini dalam bentuk saran dan kritikan sekaligus motivasi.
5.    Teman-teman seperjuangan yang telah memberikan sumbangan pemikiran.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, namun semoga tulisan ini bermanfaat bagi pembaca dan penulis sangat mengharapkan saran dan kritik demi memperbaiki tulisan ini.

                                                                                            Kupang,   Pebruari 2013

                                                                                               Penulis






DAFTAR ISI

Teks                                                                                                           Halaman

HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ i
KATA PENGANTAR..................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
BAB I. PENDAHULUAN.............................................................................. 1
1.1.Latar Belakang.............................................................................. 1
1.2.Tujuan............................................................................................ 2
1.3.Kegunaan....................................................................................... 2

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA................................................................... 3
              2.1. Pupuk Bokashi............................................................................. 3
              2.2. Peranan Pupuk Bokashi............................................................... 3
              2.3. Kandungan Unsur Hara yang terdapat Dalam Pupuk  Bokashi.. 5
              2.4. Aplikasi Pupuk Bokashi.............................................................. 5
BAB III. METODE PROYEK USAHA MANDIRI..................................... 6
              3.1. Waktu dan Tempat...................................................................... 6
              3.2. Alat dan Bahan............................................................................ 6
              3.3. Jadwal Kegiatan.......................................................................... 7
              3.4 Prosedur kerja............................................................................... 7
BAB IV. PEMBAHASAN.............................................................................. 10
             4.1 Aspek Pemasaran........................................................................... 10
             4.1.1 Bahan Baku................................................................................ 10
             4.1.2 Proses Pengolahan...................................................................... 11
             4.2 Aspek Keuangan .......................................................................... 15
             4.2.1 Biaya Tetap ................................................................................ 15
             4.2.2 Biaya variabel ............................................................................ 16
             4.2.3 Analisis Keuangan ..................................................................... 16
             4.2.4 Analisis Revenue Cost Ratio...................................................... 17
             4.3 Aspek Pemasaran .......................................................................... 17
             4.3.1 Pasar Sasaran dan Wilayah Pemasaran ...................................... 17
             4.3.2 Strategi Pemasaran .................................................................... 18
BAB V PENUTUP ......................................................................................... 19
             5.1 Kesimpulan ................................................................................... 19
             5.2 Saran ............................................................................................. 19
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 20






























BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Perhatian masyarakat terhadap soal pertanian dan lingkungan beberapa tahun terakhir ini menjadi meningkat.  Keadaan ini disebabkan karena semakin dirasakannya dampak negatif yang besar bagi lingkungan, dan jika dibandingkan dengan dampak positifnya bagi peningkatan produktivitas tanaman pertanian pengaruh bahan kimia tersebut tidak sebanding.  Bahan-bahan kimia yang selalu digunakan untuk alasan produktivitas dan ekonomi ternyata saat ini lebih banyak menimbulkan dampak negatif baik bagi kehidupan manusia dan lingkungan sekitarnya.
Penggunaan pupuk, pestisida, dan bahan kimia lainnya yang terus menerus dapat merusak biota tanah, keresistenan hama dan penyakit, serta dapat merubah kandungan vitamin dan mineral beberapa komoditi sayuran dan buah.  Hal ini tentunya jika dibiarkan lebih lanjut akan berpengaruh fatal bagi siklus kelangsungan kehidupan, bahkan jika sayuran atau buah yang telah tercemar tersebut dimakan oleh manusia secara terus menerus, tentunya akan menyebabkan kerusakan jaringan bahkan kematian.
Bertitik tolak dari hal tersebut, saat ini banyak masyarakat yang mengkonsumsi  sayuran dan buah terutama komoditi segar yang bebas bahan kimia.  Mereka lebih suka membeli sayuran dan buah yang bolong-bolong karena hama penyakit daripada sayuran dan buah segar yang mulus tetapi banyak disemprot bahan kimia.  Melihat kecenderungan masyarakat tersebut, salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam bidang pertanian adalah mengembangkan pertanian dengan sistem pertanian organic yang prinsip pengelolaannya “kembali ke alam”.
Dalam pelaksanaannya, pertanian organik adalah membatasi ketergantungan petani pada penggunaan pupuk anorganik dan bahan kimia pertanian lainnya. Pupuk anorganik yang selalu digunakan petani dapat diganti dengan pupuk organik yang dapat dibuat sendiri dari bahan-bahan alami seperti penggunaan pupuk bokasi yang dapat dibuat dari bahan jerami dan sampah rumah tangga.



1.2. Tujuan
Tujuan dari penulisan laporan  ini yaitu:
1.      Merupakan salah satu pertanggungjawaban setelah melaksanakan Proyek Usaha Mandiri (PUM)
2.      Sebagai persyaratan dalam mengikuti kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
3.      Sebagai tuntutan kurikulum pembelajaran dari mata kuliah Proyek Usaha Mandiri (PUM)
1.3. Manfaat
            Manfaat dari penulisan laporan ini yaitu:
1.      Sebagai dokumen yang dapat digunakan untuk bekerja di waktu yang akan datang
2.      Sebagai panduan bagi para calon penulis lainnya di waktu mendatang




















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Pupuk Bokashi
Selama ini para petani telah banyak memanfaatkan bahan organik sebagai pupuk dilahan pertanian, karena bahan tersebut merupakan bahan yang cepat melapuk. Salah satu contoh bahan organik yang digunakan antara lain kotoran hewan (sapi, kambing, ayam, dll) dan limbah pertanian (Setiawan, 1996).
Pupuk kandang selain berfungsi untuk memperbaiki sifat fisik tanah juga sebagai sumber unsur hara walaupun dalam jumlah kecil. Dengan sifat fisik tanah yang baik tanaman menjadi subur karena  leluasa dalam pengambilan unsur hara. Pupuk kandang merupakan salah satu bahan pembuat bokashi yang kemudian disebut bokashi pupuk kandang.
Bokashi adalah hasil fermentasi bahan organik (jerami, sampah organik, pupuk kandang dan lain-lain) dengan teknolgi EM-4 yang dapat digunakan sebagai pupuk organik untuk menyuburkan tanah dan meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman (Murbandono, 2000).
Effective mikroorganisme (EM-4) adalah mikroorganisme yang dihasilkan melalui fermentasi yang bertujuan untuk meningkatkan kesuburan tanah dan tanaman. EM- 4 mengandung Lactobacillus sp, bakteri sintetik, actinomycetes dan jamur pengurai selulosa untuk menfermentasikan bahan organik yang mudah diserap oleh akar tanaman. Teknologi EM- 4 ditemukan pertama kali oleh Prof.DR. Teruo Higa dari Universitas Ryukyus Jepang (Soeroto, 1981).
Mikroorganisme alami seperti mikroorganisme yang dapat berasal dari isi rumen sapi dan diberi bahan penunjang seperti dedak, molase, dan air. Mikroorganisme alami yang berasal dari isi rumen sapi dapat berfungsi seperti EM4 dalam pembuatan pupuk bokashi, karena mengandung Lactobacillus sp, bakteri sintetik, dan actinomycetes.

2.2. Peranan Pupuk Bokashi
Kondisi tanah sangat penting bagi pertumbuhan tanaman adalah ketersediaan unsur hara yang memadai dan seimbang secara tepat waktu yang dapat diserap oleh akar tanaman. Produksi tanaman dapat terhambat jika unsur hara yang terkandung didalam tanah kurang atau tidak seimbang, terutama pada daerah yang kadar pH nya terlalu asam ataupun basa.
Upaya yang dapat dilakukan untuk membatasi hilangnya unsur hara dan mengembalikan kesuburan tanah adalah dengan cara mendaur ulang limbah organik, seperti limbah dari kandang peternakan dan sisa tanaman. Hasil daur ulang limbah organik tersebut dikembalikan kelahan baik secara langsung maupun setelah diolah menjadi pupuk bokashi atau kompos. Dengan memanfaatkan pupuk organik, unsur hara dalam tanah dapat diperbaiki atau ditingkatkan dan dapat menekan kehilangan unsur hara akibat terbawa air hujan atau menguap ke udara (IPTP, 2000).
Pupuk bokashi juga memiliki peranan penting bagi tanah karena dapat mempertahankan dan meningkatkan kesuburan tanah melalui perbaikan sifat kimia, fisik dan biologis. Penambahan pupuk bokashi dalam tanah dapat memperbaiki struktur, tekstur, dan lapisan tanah sehingga akan memperbaiki keadaan airase dan drainase serta kemampuan daya serap tanah terhadap air.Di samping itu jugaberdampak mengendalikan erosi tanah. Pupuk bokashi juga dapat menggantikan unsur hara tanah yang hilang akibat terbawa oleh aliran air permukaan.
Penambahan pupuk organik kedalam tanah akan menyebabkan satu atau beberapa jenis kation dibebaskan dari ikatannya secara absortif menjadi ion bebas yang dapat diserap oleh akar tanaman. Pemupukan menggunakan bokashi mengakibatkan tanah yang strukturnya ringan berpasir (berpasir atau remah) menjadi lebih baik, daya ikat air menjadi lebih tinggi dan tanah yang berat atau tanah liat menjadi lebih optimal dalam mengikat air. Pupuk bokashi juga dapat meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK) tanah dan dapat meningkatkan penyerapan unsur hara dari pupuk mineral oleh tanaman (Murbandono, 1982)
Penggunaan pupuk bokashi dalam jangka pendek dapat memperbaiki sifat fisik tanah dan meningkatkan aktivitas biologis tanah dengan menyuplai sebagian kebutuhan tanaman akan unsur hara dan dalam jangka panjang penggunaan pupuk bokashi dapat mengemablikan kesuburan dan produktivitas tanah.
Komponen pupuk bokashi yang sangat berpengaruh terhadap sifat kimia adalah kandungan humusnya. Humus dalam pupuk bokashi mengandung unsur yang dibutuhkan tanaman. Humus yang menjadi asam humat atau jenis asam lainnya dapat melarutkan zat besi dan aluminium akan dilepas sehingga fosfat yang terikat zat besi akan lepas dan dapat diserap oleh tanaman. Selain itu humus merupakan penyangga kation yang dapat mempertahankan unsur hara sebagai bahan makanan untuk tanaman.





2.3. Kandungan Unsur Hara yang Terdapat dalam Pupuk Bokashi

Bokashi mempunyai kandungan hara makro (N,P,K,Ca,Mg,S) dan unsur hara mikro (Fe,Cu,Mn,Zn,Mo,B,Cl) yang sangat diperlukan tanaman. Kandungan unsur hara yang terdapat pada pupuk organik bokashi memang tidak banyak, jauh lebih sedikit bila dibandingkan dengan kandungan unsur hara yang terdapat pada pupuk kimia. Oleh karena itu, dalam aplikasinya pupuk organik dalam jumlah yang lebih banyak dibandingkan pupuk kimia.
Selain itu pupuk bokashi juga mangandung bahan organik, termasuk asam humat dan asam sulfat, yang bermanfaat untuk memacu pertumbuhan tanaman.

2.4.            Aplikasi Pupuk Bokashi.
Pupuk bokashi yang diaplikasi adalah pupuk bokashi yang matang. Ciri bokashi yang matang adalah berwarna hitam kecoklatan, tidak berbau, dan suhuberkisar 27-30ºC.Pupuk bokashi dapatdiberikan dengan caradisebar disekeliling perakaran tanaman.Pupuk bokashi yang disebar di atas tanah unsur haranya dapat diserap tanaman melaluicurah hujan atau air penyiraman (Sholihin, 2007). Penggunaan pupuk organik bokashi setelah beberapa minggu dapat meningkatkan kualitas tanah dan dengan meningkatkan kehalusan tanah dan ketersediaan unsur hara.
Penggunaan pupuk bokashi juga dapat dilakukan dengan cara membenamkannya kedalam tanah.Pembenaman pupuk kedalam tanah mungkin lebih baik, tetapi dalam kondisi seperti ini akar tanaman akan mengalami kerusakan akibat penggalian lubang untuk tempat pupuk bokashi. Namun disisi lain pemupukan pada tanaman sayuran dengan cara menbenamkan pupuk bokashi kedalam tanah akan lebih baik dibanding dengan cara menyebarkan diatas permukaan tanah, karena membenamkan bokashi kedalam tanah akar tanaman sayuran akan lebih cepat menyerap unsur hara dari bokashi. Pupuk bokashi yang dibenamkan kedalam tanah lebih cepat tercampur dengan tanah karena adanya peranan beberapa beberapa organisme tanah, seperti cacing tanah.
Dosis pemberian pupuk bokashi pada tanaman yang dilakukan di lokasi praktek yaitu 1 ton per ha untuk tanaman padi sawah sebagai pupuk dasar sekaligus sebagai pupuk susulan.



BAB III
METODE PELAKSANAAN

3.1     Waktu dan Tempat
a)      Waktu
Kegiatan PUM telah dilaksanakan pada minggu ke 3 bulan Oktober sampai akhir bulan Desember 2012.
b)      Tempat
Tempat pelaksanaan Proyek Usaha Mandiri di Tuak Klalu, Desa Baumata, Kecamatan Taebenu, Kabupaten Kupang.
3.2     Alat dan Bahan
a)      Alat
·         Sekop 
·         Ember
·         Karung
·         Terpal
·         Timbangan
·         JarumJahit
·         Benang
·         Sendok Makan
b)      Bahan
·         EM-4
·         Pupukkandang
·         Dedak
·         Sekampadi
·         Gulapasir
·         Air

3.3     Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
(Tabel 1. Jadwal kegiatan PUM)
No
Aktivitas
Waktu
Bulan Oktober
Bulan Nopember
Bulan Desember
III
IV
I
II
III
IV




1
Pembuatan Proposal









2
Konsultasi Proposal









3
Persiapan Alat dan Bahan









4
Produksi dan fermentasi








5
Pemasaran








6
Pembuatan Laporan









7
Konsultasi Laporan









8
Memasukan Laporan










3.4     Prosedur Pelaksanaan
Prosedur kerja dalam pembuatan bokashi yaitu sebagai berikut:
v Awal dari proses pembuatan pupuk bokashi yaitu pembakaran sekam padi. Cara pembakaran sekam yaitu
·         Siapkan sekam padi yang dibutuhkan sesui dengan perbandingan dengan pupuk kandang dan dibentangkan pada tanah.
·         Setelah dibentangkan maka nyalakan api dibeberapa titik sehingga mempercepat dalam proses pembakarannya.
·         Ketika membakar, diusahakan agar sekam tersebut dibalik terus-menerus sehingga mencegah agar tidak terjadi abu.
·         Apabila sekam sudah terbakar merata, maka siramlah sekam tersebut sehingga tidak menjadi abu dan kemudian padamkan api dengan air.
·         Setelah semuanya terbakar dan telah berubah menjadi arang sekam, tunggu sekitar 1-2 jam ( dingin ) maka isilah arang sekam tersebut dalam karung agar tidak tertiup angin.

v  Persiapanalatdanbahansesuaidengankebutuhan
Alat yang digunakanyaitu: Sekop, ember,  danterpal. Sedangkanbahan yang disiapkanyaituPupukkandang, EM-4, dedak, arangsekam, Gulapasir dan air.
v Tentukan perbandingan antara pupuk kandang dan arang sekam sesuai dengan target produksi. Perbandingan antara pupuk kandang dan arang sekam yaitu 1 : 1. Misalnya target produksi 1 Ton, maka pupuk kandang 500 Kg dan arang sekam 500 Kg.
v Campurkan kedua bahan tersebut sampai merata, proses pencampuran ini ama halnya dengan mencapur semen dengan pasir untuk bangunan.
v Ketika keua bahan sudah tercampur merata, maka dibentangkan dan ditaburi dedak. Sesuai dengan pengalaman dedak yang ditaburi sebanyak 20-30 Kg untuk produksi 1 Ton .
v Setelah ditaburi dedak, sirmkan air yang telah dicampur EM-4 dan gula. Air yang digunakan untuk produksi 1 Ton yaitu berkisar antara 250-300 Liter ( 20-25 ember ukuran 15 Liter ) dan air yang dimaksud adalah air yang telah dicampur dengan EM-4 dan gula. Cara pencampuran air dengan EM-4 dan gula yaitu :
·         Siapkan air untuk campuran utama sebanyak 2 ember ( ukuran 15 L ) larutkan 4 sendok gula dan 4 tutupan EM-4 ke air untuk membuat larutan utama dan kemudian diaduk sampai merata.
·         Dalam produksi yang banyak dan membutuhkan air sebanyak 20-30 ember maka dilakukan pembiakan dengan cara air yang belum diberikan EM-4 dan gula tersebut dicampur atau dilakukan pembiakan dengan mengambil 2 gelas aqua ukuruan 250 ml dari kedua campuran utama tadi untuk dicampurkan dengan yang lainnya.
v Selanjutnya air yang telah dicampur dengan EM-4 dan gula tersebut disiram pada arang sekam dan pupuk kandang yang telah dibentangkan tadi. Penyiraman dilakukan sedikit demi sedikit, apabila pupuk kandang dan rang sekam sudah agak basah maka dicampur lagi dan kemudian dibentangkan lagi utnuk disiram.
v Setelah itu, untuk memudahkan dalam pencampuran dan penyiraman maka pada proses ini memerlukan 3 orang dalam bekerja, kedua orang mencampur dan satunya menyiram.
v Pencampuran dan penyiraman dilakukan secara terus menerus sampai ada tanda bahwa campuran telah jadi dan siap difermentasikan. Tanda-tanda campuran telah jadi dan siap difermentasikan yaitu campuran tersebut ketika diramas mengumpal dan tidak langsung terlepas.
v Campuran difermentasikan dengan cara ditumpuk dan ditutup dengan menggunakan terpal dan diusahakan agar tidak ada udara yang masuk.
v Proses fermentasi dilakukan selama ± 7 – 14 hari dan setiap 2 hari dilakukan pembalikan untuk mengatur suhunya sehingga tidak mematikan mikroorganisme yang berperan dalam proses fermentasi.
v Pada hari ke 7 – 14 maka campuran telah siap dipakai sebagai pupuk bokashi. Campuran telah jadi dengan tanda-tanda yaitu warna berubah menjadi coklat hitam, tidak tercium bau seperti pada awalnya dan tidak panas lagi.
v Bokashi siap dipakai atau dipasarkan.






















BAB IV
PEMBAHASAN

4.1  Aspek Produksi
4.1.1 Bahan Baku
            Bahan baku yang digunakan dalam usaha ini merupakan bahan alam yang mudah diperoleh di sekitar kita yaitu pupuk kandang(feses sapi) dan arang sekam.











Gbr.1 Pupuk Kandang (Feses Sapi)
Gbr.2 Arang Sekam


4.1.2 Proses Pengolahan
           
Proses pengolahan atau pembuatan pupuk bokashi yaitu seperti yang dijelaskan dalam prosedur kerja yaitu sebagai berikut:
1.      Pembakaran sekam
Dalam pembuatan pupuk bokashi ini yaitu menggunakan arang sekam, oleh karena itu sebelum digunakan terlebih dahulu dibakar. Sekam yang digunkan diambil di tempat penggilingan padi di Tarus.






 












Gbr. 3 Pembakaran awal                                             Gbr. 4 Pembalikan
           
Seperti tampak pada gambar diatas, gambar pertama merupakan penyalaan api. Penyalaan api dilakukan dibeberapa tempat pembakaran sehingga mudah terbakar dan mempercepat dalam proses pembakaran. Sedangkan pada gambar kedua, yaitu pembalikan yang dilakukan denga tujuan agar sekam tidak terbakar sampai hangus karena yang ingin diperoleh dari pembakaran sekam ini yaitu arangnya bukan abu.
            Apabila sekam telah terbakar secara menyeluruh maka pembalikan dihentikan dan api dapat dipadamkan dengan cara penyiram dengan air agar sekam tidak terbakar sampai hangus atau menjadi abu.




2.      Persiapan pupuk kandang(feses sapi)
Pupuk kandang atau feses sapi yang digunakan yaitu diambil disekitar lokasi praktek, yang merupakan tempat penggemukan sapi sehingga tidak memakan biaya.
Gbr. 5 pupuk kandang yang digunakan untuk  membuat bokashi

3.      Pencampuran arang sekam dan pupuk kandang sampai merata










Gbr. 6 Pencampuran Pupuk kandangdanarangsekam

            Sebelum mencampur kedua bahan (pupuk kandang dan arang sekam) terlebih dahulu harus menentukan perbandingannya. Perbandingan yang digunakan untuk pupuk kandang yaitu 1 : 1 sehingga pupuk kandangnya 20 karung ukuran 50 Kg dan arang sekam juga 20 karung ukuran 50 Kg.


4.      Penaburan dedak
Setelah dilakukan pencampuran sampai merata antara pupuk kandang dan arang sekam maka selanjutnya dilakukan penaburan dedak. Dedak yang dibutuhkan atau digunakan untuk pupuk campuran bahan tadi yaitu sebanyak 5 Kg.  Bahan ini berfungsi sebagai bahan makanan bagi mikroorganisme yang menguraikan ketika proses fermentasi.

5.      Penyiraman dengan air yang telah dicampur EM4 dan gula
Setelah penaburan dedak dilanjuti dengan penyiraman air yang telah dicampur EM4 dan gula. Cara pencampuran air dengan EM4 dan gula yaitu sediakan air dalam satu ember ukuran 15 Liter kemudian diisi EM4 sebanyak 4 tutupan EM4 dan gula pasir sebanyak 4 sendok makan.
EM4 yang digunakan sebagai bahan yang dapat menyediakan mikroorganisme yang digunkan untuk menguraikan pupuk kandang dan arang sekam agar dapat hancur, sedangkan gula berfungsi sebagai pemanis.

6.      Dilakukan pencampuran sampai  merata
Setelah pemberian dedak dan penyiraman air maka dilakukan pencampuran sampai merata dan dilakukan penyiraman apabila terlihat kering. Pencampuran dilakukan sampai bahan-bahan tercampur merata dan bila digenggam dapat mengumpal. Cirri-ciri campuran bahan yang telah siap difermentasikan yaitu seperti tampak padagambar dibawah ini.


 









                                    Gbr.7   Campuransiapdifermentasi
7.      Fermentasi
Fermentasi merupakan salah satu proses dalam pembuatan bokashi yang bertujuan untuk menguraikan bahan-bahan yang masih kasar. Proses ini dilakukan di dalam ruangan atau dibawah pohon untuk mencegah terjadinya hujan yang dapat merusak proses fermentasi. Dalam proses fermentasi yang dilakukan yaitu dibawah kandang kambing seperti tampak pada gambar 8. Proses ini dilakukan  Proses ini dilakukan ± 10 – 14 hari dan dilakukan pembalikan setiap 3 hari guna menjaga suhu agar tidak terlalu panas yang dapat mematikan mikroorganisme pengurai.


 







                           Gbr. 8 Proses Fermentasi

8.      Pembalikan
Seperti penjelasan sebelumnya diatas bahwa pembalikan dilakukan setiap 3 hari sekali. Pembalikan yang dilakukan yaitu sebanyak 3 kali, pembalikan pertama pada hari ketiga, pembalikan kedua pada hari keenam dan pembalikan ketiga pada hari kesembilan dan tiga hari kemudian dapat dikemas.

·        









 
·          
·          
·          
·          
·          
·          

Gbr. 9 Pembalikan pertama   Gbr.10 Pembalikan Kedua          Gbr11 Pembalikan Ketiga

9.      Pengemasan
Apabila proses fermentasi telah mencapai waktu 10-14 hari maka bokashi sudah bisa digunkan. Dalam usaha pembuatan pupuk bokashi ini, bokashi di jual atau dipasarkan oleh karena itu sebelum dijual atau dipasarkan maka harus dikemas. Pengemasan yang digunkan yaitu bokashi dikemas dalam karung ukuran 15 Kg namun berat sesuai hasil pengukuran(ditimbang) berat rata-ratanya 30 Kg/karung. Dari hasil atau jumlah bokashi yang diproduksi yaitu sebanyak 35 karung sehingga dikalikan dengan 30Kg/karung atau 35 X 30 = 1050 Kg( 1,05 ton) dan sesuai dengan target produksi yang ingin dicapai.
Gbr.12 Pengemasan Pupuk Bokashi
4.2  Aspek Keuangan
4.2.1 Biaya Tetap
Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tetap dan tidak di pengaruhi oleh jumlah produksi atau dengan kata lain biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tetap meskipun volume usaha berubah-ubah.
Berikut adalah tabel biaya tetap yang digunakan dalam usaha pembuatan pupuk bokashi :(Tabel 2)
No
Nama alat
Volume
Harga Satuan(Rp)
Jumlah( Rp)
1
Ember
5 buah
@ 15.000
75.000
2
Sewa Terpal
1 buah
@ 20.000
20.000
3
Sewa Timbangan
1 buah
@ 10.000
10.000
4
Jarum
2 buah
@ 5000
10.000
5
Sewa Sekop
2 buah
@ 5000
10.000
Total
                                                             Rp.125.000,00
4.2.2 Biaya Variabel
            Biaya variabel adalah biaya yang digunakan dan totalnya selalu tidak atau berubah-ubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan usaha. Besar kecilnya total biaya variabel dipengaruhi oleh besar kecilnya produksi
Berikut adalah tabel biaya variabel yang digunakan dalam usaha pembuatan pupuk bokashi :
No
Nama bahan
volume
Harga satuan (Rp)
Jumlah (RP)
1
Biaya bahan baku (untuk 1 kali produksi).

    ­-     Em 4
1 liter
@ 20.000
20.000
-          Dedak
30 Kg
@ 2.500
75.000
-          Gula pasir
1/2 Kg
@ 12.000
6.000
-          Sekam padi
30 Karung
@ 1.500
45.000
-          Beli Karung
30 buah
@ 2.500
75.000
2
Biaya tak terduga
1 paket
@ 50.000
50.000
TOTAL
                                  Rp 271.000
            Jadi total biaya tetap + biaya variabel Yaitu Rp.125.000 + Rp.271.000 = Rp. 396.000

4.2.3 Analisis Keuntungan
            Keuntungan adalah selisih antara hasil penjualan dengan jumlah biaya yang dikeluarkan (Raharjo, 1996). Berdasarkan uraian di atas maka keuntungan yang akan diperoleh adalah sebagai berikut :
Keuntungan    =  hasil penjualan – pengeluaran
               = Rp.1.000.000 -Total biaya = biaya tetap + biaya variable
               = Rp.1.00.000 -  (Rp.125.000 + Rp.271.000)
               =Rp.1.000.000 – Rp.396.000
= Rp. 604.000
Jadi total keuntungan untuk produksi pupuk bokashi yaitu sebesar Rp. 604.000
4.2.4        Analisis Revenue Cost Ratio (R/C Ratio)
Revenue cost ratio merupakan perbandingan antara penerimaan dengan biaya operasional yang dikeluarkan. Revenue cost ratio yang bernilai 1 berarti setiap 1 rupiah modal yang dikeluarkan menghasilkan keuntungan 1 rupiah (impas). Revenue cost ratiolebih besar dari satu, misalnya 1,25 berarti setiap 1 rupiah modal yang dikeluarkan menghasilkan keuntungan 1,25 rupiah (usaha layak). Revenue cost ratiolebih kecil dari satu, misalnya 0,75 berarti setiap 1 rupiah modal yang dikeluarkan menghasilkan kerugian 0,75 rupiah (usaha tidak layak).
RC Ratio
             R/C Ratio = Rp.1.000.000 / Rp.396.000
                              = 2, 52
               Dari analisis R/C ratio diatas dan sesuai dengan penjelasan maka dapat disimpulkan bahwa setiap pengeluaran 1 rupiah menghasilkan keuntungan 2,52 rupiah, dengan demikian maka usaha ini dapat dikatakan layak dan dapat dikembangkan.

4.3  Aspek Pemasaran
4.3.1 Pasar Sasaran dan Wilayah Pemasaran
Pasar sasaran dari hasil produski pupuk bokashi yaitu Lokasi kampus Politani Kupang (Kube), sedangkan wilayah pemasaran untuk pemasaran pupuk bokashi yaitu di Baumata, Penfui dan Lasiana.
Gambar.13 Pemasaran


4.3.2 Strategi Pemasaran
Strategrani pemasaran yang digunakan dalam usaha pembuatan pupuk bokashi yaitu strategi promosi dan pendekatan konsumen yang dilakukan dengan cara menginformasikan secara lisan dan melalui media handphone guna meyakinkan konsumen untuk membeli produk pupuk bokashi.





























BAB V
PENUTUP
5.1         Kesimpulan
Dari pelaksanaan kegiatan Proyek Usaha Mandiri dan hasil pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa:
Secara umum teknik pembuatan pupuk bokashi meliputi beberapa tahap kegiatan yaitu:
1.      Persiapan bahan baku ( Sekam dan pupuk kandang/feses sapi)
2.      Pembakaran sekam
3.      Pencampuran kedua bahan baku sampai merata
4.      Penaburan dedak
5.      Penyiraman air yang telah dicampu EM4 dan gula
6.      Pencampuran sampai merata
7.      Fermentasi
8.      Pembalikan selama proses fermentasi
9.      Pengemasan

5.2         Saran
Setelah menjalankan Proyek Usaha Mandiri sampai pada penyelesaian laporan ini, maka ada bebrapa hal yang dapat saya sarankan yaitu:
·         Diharapkan agar pencairan dana PUM lebih awal sehingga dapat memperlancar kegiatan PUM
·         Usaha pembuatan pupuk bokashi sebaiknya dilakukan pada musim panas sehingga mudah memperoleh bahan baku.
·         Proses fermentasi bokashi sebaiknya dilakukan dalam ruang agar dapat terhindar dari air hujan apabila hujan







DAFTAR PUSTAKA

Lakitan, Benyamin. 1995. Hortikultura Teori, Budidaya, dan Pasca Panen.
PT Raja Grafindo Persada. Jakarta
.
Rubatzky, V.E. dan Mas Yamaguchi. 1998. Saturan Dunia Prinsip, Produksi, dan Gizi. Jilid Kedua. Penerbit ITB. Bandung.
Sunarjono, H. 2004. Bertanam 30 Jenis Sayur. Penebar Swadaya. Jakarta


Tidak ada komentar:

Posting Komentar