USAHA PEMBUATAN
BOKASHI
LAPORAN
PROYEK
USAHA MANDIRI
Oleh:
APRIANUS HALE
NIM.
102383002
PROGRAM
STUDI TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
JURUSAN TANAMAN PANGAN DAN
HORTIKULTURA
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI
KUPANG
2013
LEMBARAN PENGESAHAN
JUDUL : USAHA PEMBUATAN BOKASHI
NAMA : APRIANUS HALE
NIM :
102383002
JURUSAN : TANAMAN PANGAN DAN
HORTIKULTURA
PROGRAM STUDI : TANAMAN PANGAN
DAN HORTIKULTURA
Laporan PUM ini Telah Disetujui dan Disahkan Pada
Tanggal Seperti Tertera Di Bawah ini :
Kupang, 13 Pebruari 2013
Mengetahui : Menyetujui
:
Koordinator PUM
Joi Alfreddi Surbakti, SP, M.Si
NIP. 19781016 200812 1
001
|
Dosen Pembimbing PUM
Joi Alfreddi Surbakti, SP, M.Si
NIP.
19781016 200812 1 001
|
Mengesahkan :
Ketua Jurusan TPH
Ir. ALOYSIUS NGONGO LENDE, M.Si
NIP.
1964060 2199403 1 002
KATA
PENGANTAR
Puji
dan syukur penulis haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan
bimbingan tangan kasih–Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Proyek Usaha Mandiri dengan judul " Usaha Pembuatan Bokashi ".dengan
baik.
Dalam
penulisan laporan proyek usaha mandiri ini
banyak arahan dan motivasi yang penulis terima dari berbagai pihak, karena itu
pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ir. Aloysius Ng. Lende, M.Si., selaku Ketua Jurusan Tanaman Pangan dan
Hortikultura yang telah mengesahkan
laporan ini.
2.
Marsema Kaka Mone, SP., M.Sc
selaku Ketua Program Studi Tanaman Pangan dan Hortikultura yang selalu mengingatkan dan memotivasi penulis
dalam menyelesaikan laporan PUM ini.
3.
Joy R.
Surbhakti, SP., M.Si selaku koordinator PUM dan sekaligus sebagai dosen
Pembimbing PUM yang selalu membantu
dalam memberikan saran dan juga mengoreksi tulisan laporan PUM ini untuk lebih
baik.
4.
Dosen-dosen
Jurusan Tanaman Pangan dan Hortikultra yang telah membantu penulis selama
menyelesaikan laporan ini dalam bentuk saran dan kritikan sekaligus motivasi.
5.
Teman-teman seperjuangan yang
telah memberikan sumbangan pemikiran.
Penulis
menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, namun semoga tulisan ini bermanfaat bagi pembaca dan penulis sangat
mengharapkan saran dan kritik demi memperbaiki tulisan ini.
Kupang, Pebruari 2013
Penulis
DAFTAR ISI
Teks Halaman
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................
i
KATA PENGANTAR.....................................................................................
ii
DAFTAR ISI...................................................................................................
iii
BAB I. PENDAHULUAN.............................................................................. 1
1.1.Latar Belakang.............................................................................. 1
1.2.Tujuan............................................................................................ 2
1.3.Kegunaan....................................................................................... 2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA...................................................................
3
2.1. Pupuk Bokashi.............................................................................
3
2.2.
Peranan Pupuk Bokashi...............................................................
3
2.3.
Kandungan Unsur Hara yang terdapat Dalam Pupuk Bokashi.. 5
2.4.
Aplikasi Pupuk Bokashi..............................................................
5
BAB III. METODE PROYEK USAHA MANDIRI..................................... 6
3.1. Waktu dan Tempat......................................................................
6
3.2. Alat dan Bahan............................................................................
6
3.3. Jadwal Kegiatan..........................................................................
7
3.4 Prosedur kerja............................................................................... 7
BAB IV. PEMBAHASAN.............................................................................. 10
4.1 Aspek Pemasaran........................................................................... 10
4.1.1 Bahan Baku................................................................................ 10
4.1.2 Proses Pengolahan...................................................................... 11
4.2 Aspek Keuangan .......................................................................... 15
4.2.1 Biaya Tetap ................................................................................ 15
4.2.2 Biaya variabel ............................................................................ 16
4.2.3 Analisis Keuangan ..................................................................... 16
4.2.4 Analisis Revenue Cost Ratio...................................................... 17
4.3 Aspek Pemasaran .......................................................................... 17
4.3.1 Pasar Sasaran dan Wilayah Pemasaran ...................................... 17
4.3.2 Strategi Pemasaran .................................................................... 18
BAB V PENUTUP ......................................................................................... 19
5.1 Kesimpulan ................................................................................... 19
5.2 Saran ............................................................................................. 19
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 20
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perhatian masyarakat terhadap soal
pertanian dan lingkungan beberapa tahun terakhir ini menjadi meningkat. Keadaan ini disebabkan karena semakin
dirasakannya dampak negatif yang besar bagi lingkungan, dan jika dibandingkan
dengan dampak positifnya bagi peningkatan produktivitas tanaman pertanian
pengaruh bahan kimia tersebut tidak sebanding.
Bahan-bahan kimia yang selalu digunakan untuk alasan produktivitas dan
ekonomi ternyata saat ini lebih banyak menimbulkan dampak negatif baik bagi
kehidupan manusia dan lingkungan sekitarnya.
Penggunaan pupuk, pestisida, dan bahan
kimia lainnya yang terus menerus dapat merusak biota tanah, keresistenan hama
dan penyakit, serta dapat merubah kandungan vitamin dan mineral beberapa
komoditi sayuran dan buah. Hal ini
tentunya jika dibiarkan lebih lanjut akan berpengaruh fatal bagi siklus
kelangsungan kehidupan, bahkan jika sayuran atau buah yang telah tercemar
tersebut dimakan oleh manusia secara terus menerus, tentunya akan menyebabkan
kerusakan jaringan bahkan kematian.
Bertitik tolak dari hal tersebut, saat
ini banyak masyarakat yang mengkonsumsi
sayuran dan buah terutama komoditi segar yang bebas bahan kimia. Mereka lebih suka membeli sayuran dan buah
yang bolong-bolong karena hama penyakit daripada sayuran dan buah segar yang
mulus tetapi banyak disemprot bahan kimia.
Melihat kecenderungan masyarakat tersebut, salah satu upaya yang dapat
dilakukan dalam bidang pertanian adalah mengembangkan pertanian dengan sistem
pertanian organic yang prinsip pengelolaannya “kembali ke alam”.
Dalam pelaksanaannya, pertanian organik
adalah membatasi ketergantungan petani pada penggunaan pupuk anorganik dan
bahan kimia pertanian lainnya. Pupuk anorganik yang selalu digunakan petani
dapat diganti dengan pupuk organik yang dapat dibuat sendiri dari bahan-bahan
alami seperti penggunaan pupuk bokasi yang dapat dibuat dari bahan jerami dan
sampah rumah tangga.
1.2. Tujuan
Tujuan dari penulisan laporan ini yaitu:
1.
Merupakan salah
satu pertanggungjawaban setelah melaksanakan Proyek Usaha Mandiri (PUM)
2.
Sebagai persyaratan
dalam mengikuti kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
3.
Sebagai tuntutan
kurikulum pembelajaran dari mata kuliah Proyek Usaha Mandiri (PUM)
1.3. Manfaat
Manfaat dari penulisan
laporan ini yaitu:
1.
Sebagai dokumen yang dapat digunakan untuk bekerja di waktu yang akan
datang
2.
Sebagai panduan bagi para calon penulis lainnya di waktu mendatang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Pupuk Bokashi
Selama ini para petani telah banyak memanfaatkan bahan
organik sebagai pupuk dilahan pertanian, karena bahan tersebut merupakan bahan
yang cepat melapuk. Salah satu contoh bahan organik yang digunakan antara lain
kotoran hewan (sapi, kambing, ayam, dll) dan limbah pertanian (Setiawan, 1996).
Pupuk kandang selain berfungsi untuk memperbaiki sifat
fisik tanah juga sebagai sumber unsur hara walaupun dalam jumlah kecil. Dengan
sifat fisik tanah yang baik tanaman menjadi subur karena leluasa dalam pengambilan unsur hara. Pupuk
kandang merupakan salah satu bahan pembuat bokashi yang kemudian disebut
bokashi pupuk kandang.
Bokashi adalah hasil fermentasi bahan organik (jerami,
sampah organik, pupuk kandang dan lain-lain) dengan teknolgi EM-4 yang dapat
digunakan sebagai pupuk organik untuk menyuburkan tanah dan meningkatkan
pertumbuhan dan produksi tanaman (Murbandono, 2000).
Effective mikroorganisme (EM-4) adalah mikroorganisme yang
dihasilkan melalui fermentasi yang bertujuan untuk meningkatkan kesuburan tanah
dan tanaman. EM- 4 mengandung Lactobacillus
sp, bakteri sintetik, actinomycetes
dan jamur pengurai selulosa untuk menfermentasikan bahan organik yang mudah
diserap oleh akar tanaman. Teknologi EM- 4 ditemukan pertama kali oleh Prof.DR.
Teruo Higa dari Universitas Ryukyus Jepang (Soeroto, 1981).
Mikroorganisme alami seperti mikroorganisme yang dapat
berasal dari isi rumen sapi dan diberi bahan penunjang seperti dedak, molase,
dan air. Mikroorganisme alami yang berasal dari isi rumen sapi dapat berfungsi
seperti EM4 dalam pembuatan pupuk bokashi, karena mengandung Lactobacillus sp, bakteri sintetik, dan actinomycetes.
2.2. Peranan Pupuk Bokashi
Kondisi tanah sangat penting bagi pertumbuhan tanaman
adalah ketersediaan unsur hara yang memadai dan seimbang secara tepat waktu
yang dapat diserap oleh akar tanaman. Produksi tanaman dapat terhambat jika
unsur hara yang terkandung didalam tanah kurang atau tidak seimbang, terutama
pada daerah yang kadar pH nya terlalu asam ataupun basa.
Upaya yang dapat dilakukan untuk membatasi hilangnya unsur
hara dan mengembalikan kesuburan tanah adalah dengan cara mendaur ulang limbah
organik, seperti limbah dari kandang peternakan dan sisa tanaman. Hasil daur
ulang limbah organik tersebut dikembalikan kelahan baik secara langsung maupun
setelah diolah menjadi pupuk bokashi atau kompos. Dengan memanfaatkan pupuk
organik, unsur hara dalam tanah dapat diperbaiki atau ditingkatkan dan dapat
menekan kehilangan unsur hara akibat terbawa air hujan atau menguap ke udara
(IPTP, 2000).
Pupuk bokashi juga memiliki peranan penting bagi tanah
karena dapat mempertahankan dan meningkatkan kesuburan tanah melalui perbaikan
sifat kimia, fisik dan biologis. Penambahan pupuk bokashi dalam tanah dapat
memperbaiki struktur, tekstur, dan lapisan tanah sehingga akan memperbaiki
keadaan airase dan drainase serta kemampuan daya serap tanah terhadap air.Di
samping itu jugaberdampak mengendalikan erosi tanah. Pupuk bokashi juga dapat
menggantikan unsur hara tanah yang hilang akibat terbawa oleh aliran air permukaan.
Penambahan pupuk organik kedalam tanah akan menyebabkan
satu atau beberapa jenis kation dibebaskan dari ikatannya secara absortif
menjadi ion bebas yang dapat diserap oleh akar tanaman. Pemupukan menggunakan
bokashi mengakibatkan tanah yang strukturnya ringan berpasir (berpasir atau
remah) menjadi lebih baik, daya ikat air menjadi lebih tinggi dan tanah yang
berat atau tanah liat menjadi lebih optimal dalam mengikat air. Pupuk bokashi
juga dapat meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK) tanah dan dapat
meningkatkan penyerapan unsur hara dari pupuk mineral oleh tanaman (Murbandono,
1982)
Penggunaan pupuk bokashi dalam jangka pendek dapat
memperbaiki sifat fisik tanah dan meningkatkan aktivitas biologis tanah dengan
menyuplai sebagian kebutuhan tanaman akan unsur hara dan dalam jangka panjang
penggunaan pupuk bokashi dapat mengemablikan kesuburan dan produktivitas tanah.
Komponen pupuk bokashi yang sangat berpengaruh terhadap
sifat kimia adalah kandungan humusnya. Humus dalam pupuk bokashi mengandung unsur
yang dibutuhkan tanaman. Humus yang menjadi asam humat atau jenis asam lainnya
dapat melarutkan zat besi dan aluminium akan dilepas sehingga fosfat yang
terikat zat besi akan lepas dan dapat diserap oleh tanaman. Selain itu humus
merupakan penyangga kation yang dapat mempertahankan unsur hara sebagai bahan
makanan untuk tanaman.
2.3. Kandungan Unsur Hara yang Terdapat dalam
Pupuk Bokashi
Bokashi mempunyai kandungan hara makro (N,P,K,Ca,Mg,S) dan
unsur hara mikro (Fe,Cu,Mn,Zn,Mo,B,Cl) yang sangat diperlukan tanaman.
Kandungan unsur hara yang terdapat pada pupuk organik bokashi memang tidak
banyak, jauh lebih sedikit bila dibandingkan dengan kandungan unsur hara yang
terdapat pada pupuk kimia. Oleh karena itu, dalam aplikasinya pupuk organik dalam
jumlah yang lebih banyak dibandingkan pupuk kimia.
Selain itu pupuk bokashi juga mangandung bahan organik,
termasuk asam humat dan asam sulfat, yang bermanfaat untuk memacu pertumbuhan
tanaman.
2.4.
Aplikasi
Pupuk Bokashi.
Pupuk bokashi yang diaplikasi adalah pupuk bokashi yang
matang. Ciri bokashi yang matang adalah berwarna hitam kecoklatan, tidak
berbau, dan suhuberkisar 27-30ºC.Pupuk bokashi dapatdiberikan dengan
caradisebar disekeliling perakaran tanaman.Pupuk bokashi yang disebar di atas
tanah unsur haranya dapat diserap tanaman melaluicurah hujan atau air
penyiraman (Sholihin, 2007). Penggunaan pupuk organik bokashi setelah beberapa
minggu dapat meningkatkan kualitas tanah dan dengan meningkatkan kehalusan
tanah dan ketersediaan unsur hara.
Penggunaan pupuk bokashi juga dapat dilakukan dengan cara
membenamkannya kedalam tanah.Pembenaman pupuk kedalam tanah mungkin lebih baik,
tetapi dalam kondisi seperti ini akar tanaman akan mengalami kerusakan akibat
penggalian lubang untuk tempat pupuk bokashi. Namun disisi lain pemupukan pada
tanaman sayuran dengan cara menbenamkan pupuk bokashi kedalam tanah akan lebih
baik dibanding dengan cara menyebarkan diatas permukaan tanah, karena
membenamkan bokashi kedalam tanah akar tanaman sayuran akan lebih cepat menyerap
unsur hara dari bokashi. Pupuk bokashi yang dibenamkan kedalam tanah lebih
cepat tercampur dengan tanah karena adanya peranan beberapa beberapa organisme
tanah, seperti cacing tanah.
Dosis pemberian pupuk bokashi pada tanaman yang dilakukan
di lokasi praktek yaitu 1 ton per ha untuk tanaman padi sawah sebagai pupuk
dasar sekaligus sebagai pupuk susulan.
BAB III
METODE PELAKSANAAN
3.1
Waktu dan Tempat
a) Waktu
Kegiatan PUM telah dilaksanakan pada minggu ke 3 bulan Oktober sampai akhir bulan Desember 2012.
b) Tempat
Tempat pelaksanaan Proyek Usaha
Mandiri di Tuak Klalu, Desa Baumata, Kecamatan Taebenu, Kabupaten Kupang.
3.2
Alat dan Bahan
a) Alat
·
Sekop
·
Ember
·
Karung
·
Terpal
·
Timbangan
·
JarumJahit
·
Benang
·
Sendok Makan
b) Bahan
·
EM-4
·
Pupukkandang
·
Dedak
·
Sekampadi
·
Gulapasir
·
Air
3.3 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
(Tabel 1. Jadwal kegiatan PUM)
No
|
Aktivitas
|
Waktu
|
|||||||||
Bulan Oktober
|
Bulan Nopember
|
Bulan Desember
|
|||||||||
III
|
IV
|
I
|
II
|
III
|
IV
|
||||||
1
|
Pembuatan Proposal
|
√
|
|||||||||
2
|
Konsultasi Proposal
|
√
|
|||||||||
3
|
Persiapan Alat dan Bahan
|
√
|
|||||||||
4
|
Produksi dan fermentasi
|
√
|
√
|
||||||||
5
|
Pemasaran
|
√
|
√
|
||||||||
6
|
Pembuatan Laporan
|
√
|
|||||||||
7
|
Konsultasi Laporan
|
√
|
|||||||||
8
|
Memasukan Laporan
|
√
|
3.4
Prosedur Pelaksanaan
Prosedur kerja dalam pembuatan bokashi yaitu sebagai
berikut:
v Awal dari
proses pembuatan pupuk bokashi yaitu pembakaran sekam padi. Cara pembakaran
sekam yaitu
·
Siapkan sekam padi yang dibutuhkan sesui dengan
perbandingan dengan pupuk kandang dan dibentangkan pada tanah.
·
Setelah dibentangkan maka nyalakan api dibeberapa titik
sehingga mempercepat dalam proses pembakarannya.
·
Ketika membakar, diusahakan agar sekam tersebut dibalik
terus-menerus sehingga mencegah agar tidak terjadi abu.
·
Apabila sekam sudah terbakar merata, maka siramlah sekam
tersebut sehingga tidak menjadi abu dan kemudian padamkan api dengan air.
·
Setelah semuanya terbakar dan telah berubah menjadi arang
sekam, tunggu sekitar 1-2 jam ( dingin ) maka isilah arang sekam tersebut dalam
karung agar tidak tertiup angin.
v Persiapanalatdanbahansesuaidengankebutuhan
Alat yang digunakanyaitu: Sekop,
ember, danterpal. Sedangkanbahan yang
disiapkanyaituPupukkandang, EM-4, dedak, arangsekam, Gulapasir dan air.
v Tentukan
perbandingan antara pupuk kandang dan arang sekam sesuai dengan target
produksi. Perbandingan antara pupuk kandang dan arang sekam yaitu 1 : 1.
Misalnya target produksi 1 Ton, maka pupuk kandang 500 Kg dan arang sekam 500
Kg.
v Campurkan kedua
bahan tersebut sampai merata, proses pencampuran ini ama halnya dengan mencapur
semen dengan pasir untuk bangunan.
v Ketika keua
bahan sudah tercampur merata, maka dibentangkan dan ditaburi dedak. Sesuai
dengan pengalaman dedak yang ditaburi sebanyak 20-30 Kg untuk produksi 1 Ton .
v Setelah
ditaburi dedak, sirmkan air yang telah dicampur EM-4 dan gula. Air yang
digunakan untuk produksi 1 Ton yaitu berkisar antara 250-300 Liter ( 20-25
ember ukuran 15 Liter ) dan air yang dimaksud adalah air yang telah dicampur
dengan EM-4 dan gula. Cara pencampuran air dengan EM-4 dan gula yaitu :
·
Siapkan air untuk campuran utama sebanyak 2 ember (
ukuran 15 L ) larutkan 4 sendok gula dan 4 tutupan EM-4 ke air untuk membuat
larutan utama dan kemudian diaduk sampai merata.
·
Dalam produksi yang banyak dan membutuhkan air sebanyak
20-30 ember maka dilakukan pembiakan dengan cara air yang belum diberikan EM-4
dan gula tersebut dicampur atau dilakukan pembiakan dengan mengambil 2 gelas
aqua ukuruan 250 ml dari kedua campuran utama tadi untuk dicampurkan dengan
yang lainnya.
v Selanjutnya air
yang telah dicampur dengan EM-4 dan gula tersebut disiram pada arang sekam dan
pupuk kandang yang telah dibentangkan tadi. Penyiraman dilakukan sedikit demi
sedikit, apabila pupuk kandang dan rang sekam sudah agak basah maka dicampur
lagi dan kemudian dibentangkan lagi utnuk disiram.
v Setelah itu,
untuk memudahkan dalam pencampuran dan penyiraman maka pada proses ini
memerlukan 3 orang dalam bekerja, kedua orang mencampur dan satunya menyiram.
v Pencampuran dan
penyiraman dilakukan secara terus menerus sampai ada tanda bahwa campuran telah
jadi dan siap difermentasikan. Tanda-tanda campuran telah jadi dan siap
difermentasikan yaitu campuran tersebut ketika diramas mengumpal dan tidak
langsung terlepas.
v Campuran
difermentasikan dengan cara ditumpuk dan ditutup dengan menggunakan terpal dan
diusahakan agar tidak ada udara yang masuk.
v Proses
fermentasi dilakukan selama ± 7 – 14 hari dan setiap 2 hari dilakukan pembalikan untuk
mengatur suhunya sehingga tidak mematikan mikroorganisme yang berperan dalam
proses fermentasi.
v Pada hari ke 7
– 14 maka campuran telah siap dipakai sebagai pupuk bokashi. Campuran telah
jadi dengan tanda-tanda yaitu warna berubah menjadi coklat hitam, tidak tercium
bau seperti pada awalnya dan tidak panas lagi.
v Bokashi siap
dipakai atau dipasarkan.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Aspek Produksi
4.1.1 Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan dalam usaha ini merupakan bahan alam yang mudah
diperoleh di sekitar kita yaitu pupuk kandang(feses sapi) dan arang sekam.
4.1.2 Proses Pengolahan
Proses pengolahan
atau pembuatan pupuk bokashi yaitu seperti yang dijelaskan dalam prosedur kerja
yaitu sebagai berikut:
1.
Pembakaran sekam
Dalam pembuatan pupuk bokashi ini yaitu menggunakan arang
sekam, oleh karena itu sebelum digunakan terlebih dahulu dibakar. Sekam yang
digunkan diambil di tempat penggilingan padi di Tarus.
Seperti tampak pada gambar
diatas, gambar pertama merupakan penyalaan api. Penyalaan api dilakukan dibeberapa
tempat pembakaran sehingga mudah terbakar dan mempercepat dalam proses
pembakaran. Sedangkan pada gambar kedua, yaitu pembalikan yang dilakukan denga
tujuan agar sekam tidak terbakar sampai hangus karena yang ingin diperoleh dari
pembakaran sekam ini yaitu arangnya bukan abu.
Apabila
sekam telah terbakar secara menyeluruh maka pembalikan dihentikan dan api dapat
dipadamkan dengan cara penyiram dengan air agar sekam tidak terbakar sampai
hangus atau menjadi abu.
2.
Persiapan pupuk
kandang(feses sapi)
Pupuk kandang atau
feses sapi yang digunakan yaitu diambil disekitar lokasi praktek, yang
merupakan tempat penggemukan sapi sehingga tidak memakan biaya.
3.
Pencampuran arang
sekam dan pupuk kandang sampai merata
Sebelum
mencampur kedua bahan (pupuk kandang dan arang sekam) terlebih dahulu harus
menentukan perbandingannya. Perbandingan yang digunakan untuk pupuk kandang
yaitu 1 : 1 sehingga pupuk kandangnya 20 karung ukuran 50 Kg dan arang sekam
juga 20 karung ukuran 50 Kg.
4.
Penaburan dedak
Setelah dilakukan pencampuran sampai merata antara pupuk kandang dan arang sekam maka selanjutnya dilakukan penaburan dedak. Dedak yang dibutuhkan atau digunakan untuk pupuk campuran bahan tadi yaitu sebanyak 5 Kg. Bahan ini berfungsi sebagai bahan makanan bagi mikroorganisme yang menguraikan ketika proses fermentasi.
5.
Penyiraman dengan
air yang telah dicampur EM4 dan gula
Setelah penaburan dedak dilanjuti dengan penyiraman air yang telah dicampur EM4 dan gula. Cara pencampuran
air dengan EM4 dan gula yaitu sediakan air dalam satu ember ukuran 15 Liter kemudian diisi EM4 sebanyak 4 tutupan EM4 dan gula pasir sebanyak 4 sendok makan.
EM4
yang digunakan sebagai bahan yang dapat menyediakan mikroorganisme yang digunkan untuk menguraikan pupuk kandang dan arang sekam agar dapat hancur, sedangkan gula berfungsi sebagai pemanis.
6.
Dilakukan
pencampuran sampai merata
Setelah pemberian dedak dan penyiraman
air maka dilakukan pencampuran sampai merata dan dilakukan penyiraman apabila terlihat kering. Pencampuran dilakukan sampai bahan-bahan tercampur merata dan bila digenggam dapat mengumpal. Cirri-ciri campuran bahan yang telah siap difermentasikan yaitu seperti tampak padagambar dibawah ini.
Fermentasi merupakan salah satu proses
dalam pembuatan bokashi yang bertujuan untuk menguraikan bahan-bahan yang masih
kasar. Proses ini dilakukan di dalam ruangan atau dibawah pohon untuk mencegah
terjadinya hujan yang dapat merusak proses fermentasi. Dalam proses fermentasi
yang dilakukan yaitu dibawah kandang kambing seperti tampak pada gambar 8.
Proses ini dilakukan Proses ini dilakukan
± 10 – 14 hari dan dilakukan pembalikan setiap 3 hari guna menjaga suhu agar
tidak terlalu panas yang dapat mematikan mikroorganisme pengurai.
8.
Pembalikan
Seperti penjelasan sebelumnya diatas bahwa pembalikan dilakukan setiap 3 hari sekali. Pembalikan yang
dilakukan yaitu sebanyak 3 kali, pembalikan pertama pada hari ketiga, pembalikan kedua pada hari keenam dan pembalikan ketiga pada hari kesembilan dan tiga hari kemudian dapat dikemas.
9.
Pengemasan
Apabila proses
fermentasi telah mencapai waktu 10-14 hari maka bokashi sudah bisa digunkan.
Dalam usaha pembuatan pupuk bokashi ini, bokashi di jual atau dipasarkan oleh
karena itu sebelum dijual atau dipasarkan maka harus dikemas. Pengemasan yang
digunkan yaitu bokashi dikemas dalam karung ukuran 15 Kg namun berat sesuai
hasil pengukuran(ditimbang) berat rata-ratanya 30 Kg/karung. Dari hasil atau
jumlah bokashi yang diproduksi yaitu sebanyak 35 karung sehingga dikalikan
dengan 30Kg/karung atau 35 X 30 = 1050 Kg( 1,05 ton) dan sesuai dengan target
produksi yang ingin dicapai.
4.2 Aspek Keuangan
4.2.1 Biaya Tetap
Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tetap dan tidak di
pengaruhi oleh jumlah produksi atau dengan kata lain biaya tetap adalah biaya
yang jumlahnya tetap meskipun volume usaha berubah-ubah.
Berikut adalah tabel biaya tetap yang digunakan dalam usaha
pembuatan pupuk bokashi :(Tabel 2)
No
|
Nama alat
|
Volume
|
Harga Satuan(Rp)
|
Jumlah( Rp)
|
1
|
Ember
|
5 buah
|
@ 15.000
|
75.000
|
2
|
Sewa Terpal
|
1 buah
|
@ 20.000
|
20.000
|
3
|
Sewa Timbangan
|
1 buah
|
@ 10.000
|
10.000
|
4
|
Jarum
|
2 buah
|
@ 5000
|
10.000
|
5
|
Sewa
Sekop
|
2 buah
|
@ 5000
|
10.000
|
Total
|
Rp.125.000,00
|
4.2.2 Biaya Variabel
Biaya variabel adalah biaya yang
digunakan dan totalnya selalu tidak atau berubah-ubah sebanding dengan
perubahan volume kegiatan usaha. Besar kecilnya total biaya variabel
dipengaruhi oleh besar kecilnya produksi
Berikut
adalah tabel biaya variabel yang digunakan dalam usaha pembuatan pupuk bokashi :
No
|
Nama bahan
|
volume
|
Harga satuan (Rp)
|
Jumlah (RP)
|
1
|
Biaya bahan baku (untuk 1
kali produksi).
|
|||
-
Em 4
|
1 liter
|
@ 20.000
|
20.000
|
|
-
Dedak
|
30 Kg
|
@ 2.500
|
75.000
|
|
-
Gula pasir
|
1/2 Kg
|
@ 12.000
|
6.000
|
|
-
Sekam padi
|
30
Karung
|
@ 1.500
|
45.000
|
|
-
Beli Karung
|
30
buah
|
@
2.500
|
75.000
|
|
2
|
Biaya tak terduga
|
1
paket
|
@ 50.000
|
50.000
|
TOTAL
|
Rp 271.000
|
Jadi
total biaya tetap + biaya variabel Yaitu Rp.125.000 + Rp.271.000 = Rp. 396.000
4.2.3 Analisis Keuntungan
Keuntungan
adalah selisih antara hasil penjualan dengan jumlah biaya yang dikeluarkan
(Raharjo, 1996). Berdasarkan uraian di atas maka keuntungan yang akan diperoleh
adalah sebagai berikut :
Keuntungan = hasil penjualan –
pengeluaran
= Rp.1.000.000 -Total biaya = biaya tetap + biaya variable
=
Rp.1.00.000 - (Rp.125.000 + Rp.271.000)
=Rp.1.000.000 – Rp.396.000
= Rp.
604.000
Jadi total keuntungan untuk produksi
pupuk bokashi yaitu sebesar Rp. 604.000
4.2.4
Analisis
Revenue Cost Ratio (R/C Ratio)
Revenue
cost ratio merupakan perbandingan antara
penerimaan dengan biaya operasional yang dikeluarkan. Revenue cost ratio yang
bernilai 1 berarti setiap 1 rupiah modal yang dikeluarkan menghasilkan
keuntungan 1 rupiah (impas). Revenue
cost ratiolebih besar dari satu, misalnya 1,25 berarti setiap 1 rupiah
modal yang dikeluarkan menghasilkan keuntungan 1,25 rupiah (usaha layak). Revenue cost ratiolebih kecil dari
satu, misalnya 0,75 berarti setiap 1 rupiah modal yang dikeluarkan menghasilkan
kerugian 0,75 rupiah (usaha tidak layak).
R/C Ratio = Rp.1.000.000 / Rp.396.000
= 2, 52
Dari analisis R/C ratio diatas dan sesuai dengan
penjelasan maka dapat disimpulkan bahwa setiap pengeluaran 1 rupiah menghasilkan
keuntungan 2,52 rupiah, dengan demikian maka usaha ini dapat dikatakan layak dan dapat dikembangkan.
4.3 Aspek Pemasaran
4.3.1 Pasar Sasaran dan Wilayah Pemasaran
Pasar
sasaran dari hasil produski pupuk bokashi yaitu Lokasi kampus Politani Kupang (Kube), sedangkan wilayah pemasaran untuk pemasaran
pupuk
bokashi yaitu di Baumata, Penfui dan
Lasiana.
4.3.2 Strategi Pemasaran
Strategrani
pemasaran yang digunakan dalam usaha pembuatan pupuk bokashi
yaitu strategi promosi dan pendekatan konsumen yang dilakukan dengan cara menginformasikan secara
lisan dan melalui media handphone
guna meyakinkan konsumen untuk membeli
produk pupuk
bokashi.
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Dari pelaksanaan kegiatan Proyek Usaha Mandiri dan hasil pembahasan maka
dapat disimpulkan bahwa:
Secara umum teknik pembuatan pupuk bokashi meliputi beberapa tahap
kegiatan yaitu:
1.
Persiapan bahan baku ( Sekam dan pupuk kandang/feses sapi)
2.
Pembakaran sekam
3.
Pencampuran kedua bahan baku sampai merata
4.
Penaburan dedak
5.
Penyiraman air yang telah dicampu EM4 dan gula
6.
Pencampuran sampai merata
7.
Fermentasi
8.
Pembalikan selama proses fermentasi
9.
Pengemasan
5.2
Saran
Setelah
menjalankan Proyek Usaha Mandiri sampai pada penyelesaian laporan ini, maka ada
bebrapa hal yang dapat saya sarankan yaitu:
·
Diharapkan agar pencairan dana PUM lebih awal sehingga dapat memperlancar
kegiatan PUM
·
Usaha pembuatan pupuk bokashi sebaiknya dilakukan pada musim panas
sehingga mudah memperoleh bahan baku.
·
Proses fermentasi bokashi sebaiknya dilakukan dalam ruang agar dapat
terhindar dari air hujan apabila hujan
DAFTAR PUSTAKA
Lakitan, Benyamin. 1995. Hortikultura Teori,
Budidaya, dan Pasca Panen.
PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.
PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Rubatzky, V.E. dan Mas Yamaguchi. 1998. Saturan
Dunia Prinsip, Produksi, dan Gizi. Jilid Kedua. Penerbit ITB. Bandung.
Sunarjono, H. 2004. Bertanam 30 Jenis Sayur.
Penebar Swadaya. Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar